Respon Menag Positif, Antara do’a dan Harapan, serta 3 Skenario Kapan Pandemi Corona Berakhir, Selesai 2023?

Tulisan ini terpikirkan setelah beberapa kali membaca berita tentang kesehatan Menag Jend. Purn. H. Fachrul Rozi, yang positif Covid-19. Awalnya cukup syok, dan cemas dengan kabar ini. Namun sebagai hamba yang beriman, hati secepatnya mengembalikan pada Tuhan sang Pemilik jiwa.
Langkah-langkah untuk tracking 48 orang yang bersama Menag selama perjalanan dinas, telah dilakukan dan berita terakhir hari Rabu, tanggal 30 September 2020, telah dipublish, bersyukur hasilnya negatif. Kondisi Menag pun seperti berita di laman Website kemenag.go.id yang di repost di website ntt.kemenag.go.id telah disampaikan stabil dan saturasi oksigen bagus.
Pada hari jum’atnya Menag juga lakukan Swab lanjutan. Semoga Allah SWT segera memberi kesembuhan, karena kesembuhan Menag bisa menambah titik optimisme ASN di Lingkup Kementerian Agama baik yang di Indonesia maupun di Konsul Haji KJRI Jeddah, minimal menjadi suplemen psikis, untuk terus melanjutkan program pelayanan umat beragama yang telah direncanakan. Masih setengah perjalanan yang harus dituntaskan di tahun 2020.
Soal CoVid-19
Ada satu kesamaan mendasar antara pandemi virus corona saat ini dengan pandemi flu Spanyol yang terjadi pada 102 tahun silam: orang-orang bertanya, kapan wabah berakhir? Seperti orang-orang tahun 1918, kita ingin segera kembali ke kenormalan seperti sebelum wabah terjadi.
Namun, akhir pandemi itu sendiri bisa mengandung dua pengertian, menurut firma konsultan manajemen McKinsey.
Pengertian yang pertama adalah titik akhir dalam sudut pandang epidemiologis, yakni ketika kekebalan kelompok (herd immunity) tercapai. Dalam pengertian ini, titik akhir pandemi akan terjadi ketika proporsi masyarakat yang kebal terhadap COVID-19 cukup untuk mencegah penularan yang meluas dan berkelanjutan.
Pengertian kedua, akhir pandemi juga bisa berarti transisi ke bentuk kenormalan. Dalam pengertian yang kedua ini, akhir pandemi terjadi ketika semua aspek kehidupan sosial dan ekonomi dapat dilanjutkan tanpa takut akan kematian yang berkelanjutan, atau terkait konsekuensi kesehatan jangka panjang dari COVID-19.
Kedua pengertian itu saling berkaitan, meski hubungannya tidak linier. Maksudnya, kehidupan normal memang akan muncul ketika herd immunity tercapai. Namun, di negara dengan respons kesehatan masyarakat yang kuat, keadaan normal bisa datang bahkan sebelum herd immunity tercipta.
3 Skenario Akhir Pandemi Corona dalam catatan Kumparan 1 Oktober 2020.
Menurut estimasi McKinsey, setidaknya ada tiga skenario akhir pandemi dari sudut pandang epidemiologi.
Pertama skenario optimistis. Di skenario ini, McKinsey memperkirakan puncak pandemi corona akan terjadi di negara maju pada kuartal 1-2 tahun 2021, kurva terus melandai dan semakin kecil hingga 2023.
Skenario tersebut dimungkinkan terjadi dengan syarat distribusi vaksin dilakukan sesegera mungkin kepada publik.
Kedua Realistis
McKinsey mengungkap dalam skenario ini puncak pandemi diprediksi akan terjadi pada kuartal 3-4 2021, dengan syarat, vaksin harus sudah didistribusikan pada kuartal 1 tahun 2021. Hal tersebut bisa menciptakan kondisi di mana kurva pandemi perlahan melandai hingga awal 2023.
“Berdasarkan pembacaan kami tentang keadaan variabel saat ini dan kemungkinan kemajuannya dalam beberapa bulan mendatang, kami memperkirakan bahwa waktu yang paling mungkin bagi Amerika Serikat untuk mencapai herd immunity adalah kuartal ketiga atau keempat tahun 2021,” kata McKinsey dalam laporan mereka.
Skenario ini didasari pada kemungkinan disetujuinya satu atau lebih vaksin corona di AS pada akhir 2020 atau awal 2021. Setelah disetujui, vaksin perlu didistribusikan kepada publik dalam proporsi yang mencukupi agar bisa tercipta herd immunity, yang diperkirakan bakal memakan waktu hingga enam bulan.
Untuk mendistribusikan vaksin itu sendiri membutuhkan ketersediaan cepat ratusan juta dosis, rantai pasokan vaksin yang lancar, dan kesediaan masyarakat untuk divaksinasi selama paruh pertama tahun 2021. McKinsey mengklaim bahwa skenario realistis ini “adalah harapan yang wajar” yang didasari pernyataan publik dari produsen vaksin dan hasil survei sentimen konsumen tentang vaksin.
Ketiga Skenario terburuk
Puncak pandemi baru terjadi pada awal 2022, herd immunity baru tercipta selang beberapa saat setelah puncak pandemi. Skenario terburuk ini bisa terjadi kalau kandidat awal vaksin yang ada saat ini terkendala masalah kemanjuran atau keamanan. Yang paling buruk, McKinsey memperkirakan negara seperti AS masih akan memerangi COVID-19 hingga tahun 2023 dan seterusnya.
Indonesia ?
Indonesia, masih terus berjuang dengan solusi tercepat dan terbaik. Presiden Jokowi bentuk Tim Kebut Vaksin CoVid - 19 Merah putih, Keppres nomor 18 tahun 2020.
Dalam Pasal 1, Presiden Jokowi resmi membentuk Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Corona Virus Disease 2019 (Covid- 19) untuk selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut Tim Pengembangan Vaksin Covid-19.
Tim Pengembangan Vaksin Covid-19 berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, di tulis Pasal 2.
Pembentukan tim tersebut bertujuan:
a. Melakukan percepatan pengembangan vaksin COVID-19 di Indonesia;
b. Mewujudkan ketahanan nasional dan kemandirian bangsa dalam pengembangan vaksin COVID-l9
c. Meningkatkan sinergi penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta invensi dan inovasi, produksi, distribusi, dan penggunaan dan/atau pemanfaatan vaksin COVID-19 antara pemerintah dengan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan vaksin COVID-19.
d. Melakukan penyiapan, pendayagunaan dan peningkatan kapasitas, serta kemampuan nasional dalam pengembangan vaksin COVID-19.
Tim Pengembangan Vaksin COVID-19 terdiri dari Pengarah, Penanggung Jawab, dan Pelaksana Harian.
Susunan Pengarah Tim Pengembangan Vaksin Covid-19 Ketuanya adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dengan Anggota Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Sementara Penanggung Jawab Tim Pengembangan Vaksin Covid-19 yakni :
a. Ketua : Menteri Ristek dan Teknologi/Kepala BRIN
b. Wakil Ketua I : Menteri Kesehatan
c. Wakil Ketua II : Menteri BUMN
d. Anggota
1. Menteri Luar Negeri;
2. Menteri Perindustrian;
3. Menteri Perdagangan;
4. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; dan
5. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Kita sebagai warga negara yang baik, wajib mematuhi lagkah-langkah yang disusun agar terimplementasi dengan baik. Jika ada kendala, cari solusi bersama secepatnya, untuk terus melanjutkan kehidupan anak bangsa.
Hj. Aida Chomsah, S.PdI., M.Ag
Penyusun Bahan Publikasi Subbag. Umum dan Humas
Kanwil Kemenag NTT.