Safari Madrasah di Titik Keempat, Abdurrahman Soroti Peran dan Semangat Guru

Maumere (Humas) - UU Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyetakan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan anak bangsa. Demikianpun Madrasah sebagai satuan pendidikan formal dibwah binaan Kementerian Agama menyelenggarakan pendidikan berciri khas Islam.
Dalam rencana induk pengembangan Pendidikan Madrasah 2010-2030 dinyatakan dengan tegas bahwa visi Madrasah menuju Madrasah unggul dan kompetitif dan bermartabat terus dicanangkan. Hal ini pula yang menjadi substansi penyampaian Kepala Seksi Pendidikan Islam, Abdurrahman, S.Ag dalam safari di titik keempat, Kamis, (21/01/2021).
Safari Madrasah keempat ini berlangsung di RA Plus Rabbani yang mengikutsertakan dua Madrasah lainnya, yakni MIS Muhammadiyah Darusalam Waioti dan RA Aisyiah Geliting, dihadiri Pengawas Madrasah, Rukaeni, S.Pd beserta perwakilan guru.
Dalam arahan, Abdurrahman lagi – lagi menggugah semangat para guru yang hadir dengan mengatakan bahwa, mendidik anak didik saat ini adalah mendidik generasi emas yang akan menguasi dunia dan kehidupan di masa mendatang. Oleh karenanya, Abdrurrahman berpesan agar para guru sudah semestinya hadir sebagai tokoh panutan, contoh yang patut dibanggakan.
“Menjadi guru adalah sebuah panggilan kehidupan, maka mencintai pangggilan sebagai guru adalah panggilan untuk menghidupkan kehidupan”, terang Abdrurrahman.
“Mendidik generasi emas berarti mendidik dengan pendekatan yang ideal serentak praktis, dalam artian apa yang diajarkan dapat dimengerti dan praktik kehidupan serta contoh – contoh baik harus selalu menjadi pedoman, arah yang menuntun para guru. Tunjukkan praksis teladan hidup agar ciri khas Madrasah tidak hilang”, lanjutnya.
Selain itu, Abdurrahman menyampaikan perlu pengelolaan Madrasah yang inovatif serta tidak menutup diri terhadap perubahan dalam sistem pendidikan yang ada. “ Jangan tutupi diri, sesuaikan dengan regulasi yang berkembang. Kita tidak dapat menyangkal perubahan dalam tata aturan ataupun perubahan dari segi hidup lainnya, maka Madrasah perlu membangun sistem yang solid agar tidak terperangah di tengah lautan perubahan”, terang mantan KUA Keccamatan Kewapante ini.
Terkait pengembangan Madrasah, Kepala Seksi Pendidikan Islam ini juga menawarkan tiga pola pendekatan bagi Madrasah, yakni Evaluasi anak didik, pembelajaran dan lingkungan pembelajaran”, tambahnya.
“Evaluasi berjenjang ini akan mampu merias wajah Madrasah yang lebih baik”, imbuhnya.
Perlu iinformasikan, bahwa situasi guru pada MIS Muhammadiyah Darrusalam Waioti berjumlah 15 orang dan siswa, 138 orang. Untuk RA Aisyiah Geliting, jumlah guru 3 orang dengan komposisi murid sebanyak 32 orang. Sedangkan pada RA Plus Rabbani, guru yang aktif sebanyak 10 orang dengan jumlah murid sebanyak 77 orang. ***(Deddy/Mof/Aida Ceha)